Cek Bogor , 19 November 2024 –Pendanaan Inovokasi merupakan pendanaan yang diinisiasi dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi. Pendanaan ini bertujuan mendukung pengembangan usaha mikro kecil (UMK) melalui diversifikasi produk, promosi yang efektif, serta pendampingan intensif. Salah satu UMK yang menjadi mitra dalam program ini adalah Usaha Telur Asin Jalu Gading yang berlokasi di Cibinong, Kabupaten Bogor.
Dengan pendanaan ini, diharapkan usaha telur asin yang telah lama menjadi bagian dari kekayaan kuliner lokal dapat berkembang lebih jauh, tidak hanya memenuhi pasar tradisional tetapi juga bersaing di pasar yang lebih luas, termasuk segmen pasar modern dan digital.
Mengenal Usaha Telur Asin Jalu Gading
Usaha Telur Asin Jalu Gading adalah UMK yang didirikan pada tahun 2021 oleh pasangan suami istri asal Brebes yang bernama Bapak Budi Waluyo dan Ibu Suryanti. Usaha ini berfokus pada produksi telur asin berkualitas tinggi, yang diproses secara tradisional namun tetap mengedepankan kebersihan dan cita rasa khas. Dengan kapasitas produksi sekitar 1800 butir per minggu, produk ini telah dikenal di wilayah Cibinong dan sekitarnya.
Namun, seperti banyak UMK lainnya, Telur Asin Jalu Gading menghadapi tantangan dalam mempertahankan daya saing di tengah perkembangan zaman. Kendala utama meliputi keterbatasan varian produk, minimnya promosi, dan pengelolaan usaha yang masih sederhana.
Pendanaan “Inovokasi” ini menawarkan solusi konkret untuk tantangan-tantangan tersebut, diantaranya:
- Menciptakan inovasi produk telur asin mencakup pengembangan rasa baru, seperti telur asin pindang.
- Program ini akan membantu Telur Asin Jalu Gading meningkatkan strategi pemasarannya melalui pembuatan logo, kemasan yang lebih modern, serta pemasaran melalui website di https://telurasinjalugading.id/ , dan media sosial. Pelatihan digital marketing juga akan diberikan kepada pemilik usaha untuk memastikan mereka dapat terus mengelola promosi secara mandiri di masa depan.
- Selain inovasi produk dan promosi, pendampingan intensif akan diberikan untuk meningkatkan kemampuan manajerial pemilik usaha. Program ini mencakup pelatihan pengelolaan keuangan, pengaturan stok, hingga strategi penetapan harga yang kompetitif.
Dalam wawancara dengan mitra sebagai penerima manfaat menyampaikan komitmennya terhadap pengembangan UMK:
“Melalui program ini, saya berharap Telur Asin Jalu Gading dapat menjadi contoh sukses bagaimana UMK lokal dapat bersaing di pasar yang lebih luas. pendanaan ini bukan hanya tentang pendanaan, tetapi juga memberikan bekal keterampilan dan strategi yang relevan untuk jangka panjang,” ujarnya.
Beliau juga menambahkan bahwa program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat identitas lokal. “Telur asin adalah bagian dari warisan kuliner Indonesia yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan sesuai zaman.”
Salah satu pemilik Telur Asin Jalu Gading, Bapak Jalu Wicaksono, menyambut baik program ini. Menurut mereka, pendampingan ini adalah peluang emas untuk memperbaiki aspek-aspek usaha yang selama ini menjadi kendala.
“Kami sangat bersyukur mendapatkan kesempatan ini. Sebelumnya, kami hanya fokus pada produksi tanpa terlalu memikirkan inovasi atau pemasaran. Dengan bantuan ini, kami optimis bisa membawa usaha kami ke tingkat yang lebih tinggi,” kata Bapak Jalu.
Bapak Jalu menambahkan, “Kami tidak pernah membayangkan bisa belajar langsung tentang digital marketing dan pengelolaan usaha modern. Ini adalah pengalaman berharga bagi kami.”
Melalui pendanaan “Inovokasi,” diharapkan Telur Asin Jalu Gading dapat menjadi UMK percontohan di Kabupaten Bogor. Jika program ini berhasil, langkah serupa akan diterapkan pada UMK lain di wilayah tersebut, menciptakan ekosistem usaha mikro yang tangguh dan berdaya saing. Program ini akan berfokus pada promosi, serta pendampingan manajemen. Evaluasi berkala akan dilakukan untuk memastikan semua target tercapai.
Selain itu, hasil dari program ini akan didokumentasikan dan dipublikasikan dalam bentuk laporan ilmiah yang di terbitkan pada jurnal terakreditasi, di presentasikan dalam seminar ilmiah, serta berita di media massa. Publikasi ini bertujuan memperkenalkan praktik baik (best practices) yang dapat diterapkan pada UMK lainnya.
Melalui pendanaan “Inovokasi,” kolaborasi antara pendidikan tinggi vokasi dan pelaku UMK semakin menunjukkan bahwa inovasi dan pendampingan adalah kunci untuk menciptakan UMK yang mandiri, kompetitif, dan berkelanjutan.
“Kami berharap program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi Telur Asin Jalu Gading, tetapi juga menginspirasi UMK lain untuk terus berinovasi,” tutup penerima pendanaan. (Lis)