Sosok Agustina Multi Purnomo

Menjadi Dosen adalah Hobi, Membagi Ilmu itu Ibadah

Bulan Mei merupakan bulan pendidikan di Indonesia. Untuk itu, di edisi yang syarat akan ilmu dan wawasan ini Majalah Bogor In ingin memperkenalkan sosok yang telah berkecimpung di dunia pendidikan dan meraih berbagai prestasi.
Panggil saja dia Agustina. Lahir di sebuah desa kecil di Kuningan Jawa Barat pada 1 November 1978 dari pasangan Hj. Ita Karnita, SPd dan H. Kuswahadi Purnomo dengan nama lengkap Agustina M. Purnomo. Sedikit aneh memang, ada Agustina yang lahir di bulan November.
Untuk bisa mencapai posisi saat ini, perempuan kelahiran Kota Kuda Jengke ini menamatkan pendidikan SMA di SMA I Kuningan, S1 dan S2 di IPB dan sekarang merupakan kandidat Doktor di Universitas Indonesia.
Sehari-hari ia bekerja sebagai dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Djuanda.  Baginya, berkarir sebagai dosen adalah hobi. Selain olahraga, mengajar merupakan hobi baginya. “Secapai apa pun, kalau mengajar saya lupa kalau saya sedang capai,” tuturnya.
Agustina menambahkan, baginya ilmu itu ibadah yang pahalanya bisa dituai sampai akhirat.  Oleh karena itu, mengajar dan membimbing mahasiswa adalah amanah. Mengingat orang tua mahasiswa yang bersusah payah bekerja untuk membayar SPP dan akan sangat bahagia melihat anak mereka wisuda merupakan penyemangat saat lelah menghadapi mahasiswa bimbingan. Selain itu, harapan akan bertemu mantan mahasiswa yang kemudian menjadi orang sukses merupakan kebahagiaan yang tidak bisa dibayar dengan materi. “Saya ini dosen killer,” terangnya sambil berseloroh saat ditemui oleh Majalah Bogor In.
Dosen yang menyurahkan ilmunya untuk dibagikan kepada mahasiswa ini dikenal mengerikan kalau diuji atau dibimbing olehnya.  Hal ini terkemuka karena Dosen kelahiran 1 November 1978 ini sangat detail dalam membimbing dan menguji. Hal ini ia lakukan karena sesuai prinsipnya bahwa mengajar adalah amanah. “Amanah harus dijalankan sebaik-baiknya agar bernilai ibadah. Saya sangat tidak suka pada mahasiswa yang menyontek, copy paste tugas dari web atau blog online atau dari tugas temannya. Mereka yang melakukan itu akan mendapatkan nilai 0, tanpa kompromi. Bagi saya mencoba berusaha dengan hasil kurang baik lebih membanggakan daripada menyontek,” katanya.
Selain sebagai Dosen, putri dari Hj. Ita Karnita, SPd dan H. Kuswahadi Purnomo ini juga bekerja sebagai peneliti dan konsultan. Setidaknya 45 skema penelitian pernah diikuti sebagai peneliti utama, anggota peneliti, tim penulis buku dan kajian serta pada masa-masa awal meniti karir sebagai pendamping peneliti.
Untuk pengalaman kerja, ia pernah bekerja di Pusat Kajian Gender dan Anak LPPM IPB sebagai peneliti. Karirnya di PKGA IPB mengantarkannya untuk dipercaya sebagai Wakil Ketua Forum Komunikasi Kajian Gender dan Anak Jawa Barat, sebuah forum yang mewadahi peneliti-peneliti yang memiliki fokus pada kajian gender dan dan anak di Jawa Barat.
Karir sebagai peneliti dan konsultan membuatnya telah menjelajahi hampir seluruh provinsi di Indonesia untuk meneliti fenomena-fenomena sosial. Pihak-pihak yang pernah menjadi mitra dalam penelitiannya yakni Kementrian Pertanian, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kementrian Pendidikan, Badan Ketahanan Pangan, World Agroforestry Center (ICRAF) dan banyak lagi.
Memasuki Jalur Bisnis
Dalam prinsip hidup Agustina, menjadi dosen bukan merupakan sarana mencari materi. “Dosen itu harus terbebas dari masalah finansial agar dapat menikmati pekerjaannya sebagai hobi,” tutur Agustina.
Oleh karena itu, Agustina memasuki jalur bisnis dengan mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang kelola acara (Event Organizer). CV. Cahaya Dinata Abadi dan PT. Calenthe Dinata Aninya merupakan perusahaan yang ia dirikan bersama seorang teman. “Bisnis bersama mensyaratkan kepercayaan sebagai syarat utama, saat ini hanya teman saya yang tidak mau disebutkan namanya itu yang saya percaya untuk menjalankan bisnis,” jelasnya.
Berdiri pada tahun 2017, kedua perusahaannya telah mengelola kegiatan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, beberapa Kementrian dan pihak swasta. Perusahaannya juga bergerak di bidang penyuplai barang-barang kebutuhan kantor, hotel, pelatihan, seminar, festival, pameran dan konsultasi di bidang perhotelan. Kemudian, ia juga tercatat sebagai investor pada restoran dan beberapa Event Organizer lainnya.
Asam garam kehidupan telah dilalui. Bagi Agustina hidup ini tidak perlu dipusingkan dengan cita-cita tinggi dan target yang muluk-muluk. “Cita-cita memang diperlukan, namun jangan terlalu jauh, nanti capai sebelum berusaha meraihnya. Kita hanya perlu berusaha sebaik-baiknya pada kesempatan yang ada saat ini. InshaAllah kesempatan yang lebih baik akan datang kemudian,” prinsipnya.
Prinsip ini tidak hanya menjadi kata-kata, ia menerapkannya dalam pekerjaan. Sebut saja, hanya dalam waktu 5 tahun tercatat sebagai dosen swasta, ia telah menduduki jabatan fungsional lektor dan sedang mengurus lektor kepala.  Saat ini ia telah menjadi pembicara, moderator dan fasilitator pada 120 kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah, provinsi, kementrian, NGO, organisasi mahasiswa dan organisasi masyarakat di tingkat daerah hingga nasional. Ia juga telah menulis 12 buku bersama tim. Ia telah menjadi pemapar untuk makalah ilmiah yang ia susun sendiri di dalam dua seminar/konferensi ilmiah di tingkat nasional dan 12 seminar/konferensi ilmiah di tingkat internasional.
Tidak hanya itu, berbagai prestasi juga pernah diraihnya. Contohnya saja ia pernah dianugerahi penghargaan sebagai Best Second Paper Award, atau pemenang penghargaan makalah ilmiah terbaik kedua di dalam The 8th International Graduate Students and Scholars Conference (IGSSC).
Karir di bidang keilmuan dan bisnis ia sempurnakan dengan karir di bidang sosial. Saat ini ia dipercaya sebagai anggota Dewan Pendidikan Kota Bogor, Ketua Bidang di Korps Alumni HMI Daerah Bogor, Ketua Bidang di Forum Bogor Sehat Kabupaten Bogor, Ketua Bidang Properti, Pariwisata dan Perhotelan Himpunan Pengusaha Kahmi (HIMKA) Bogor serta Sekretaris Departemen Lingkungan Hidup Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Khusus Bogor.
Selain itu, ia juga telah dipercaya menjadi juri Pasanggiri Mojang dan Jajaka Kabupaten Bogor pada tahun 2014, 2017 dan 2018 dan Unida Ambassador Tahun 2019.
Ia menyadari, karirnya tidak akan pernah berhasil tanpa dukungan keluarga, terutama sang suami. Menikah dengan Agung Djati Walujo, S.TP, MM, pada tahun 2002 saat ini ia telah dikaruniai dua orang anak. Fadlan Fauzan dan Cahaya Cinta Agung. “Suami saya adalah tim yang baik, kami bekerja bersama, membangun usaha bersama dan bersama-sama berusaha dalam mengupayakan keluarga yang baik. Pun, anak saya. Fadlan seringkali membantu pelaksanaan kegiatan di event yang kami kelola. Ia anak yang berprestasi dan mengikuti nasihat orang tua,” ucapnya.
Apa yang ia capai sekarang terutama karena dukungan keluarga dan didikan orang tua. Menurutnya, ibu Hj. Ita Karnita, SPd dan Bapak H. Kuswahadi Purnomo telah mengajarkan kerja keras, kemandirian dan sikap siap menghadapi segala tantangan. Tanpa tempaan keras dari kecil ia merasa tidak mungkin dapat menjalani semua kesibukan yang ia jalani saat ini. Suami menurutnya mengajarkan banyak hal untuk bersabar dan selalu ada dalam keadaan terburuk dalam kehidupannya.
Reporter: Robby Firliandoko
Editor: Aldy Supriadi