Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang Sulawesi Utara berbenah. Kawasan yang ditetapkan Presiden sebagai destinasi super prioritas selain Danau Toba, Labuan Bajo, Borobudur, dan Mandalika, banyak membutuhkan sentuhan.
“Banyak hal yang harus dipenuhi termasuk infrastruktur dan utilitas dasar yang wajib ada pada 2020,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Penetapan KEK Likupang di Tanjung Pulisan Resort, Minahasa Utara, Sulawesi Utara pada Jumat (09/08/2019).
Adapun infrastruktur yang dimaksud meliputi pelebaran jalan tol, perluasan terminal Bandara Sam Ratulangi, penambahan hotel, serta peningkatan jalan nasional non-tol di Sulawesi Utara. Sementara utilitas dasar yang wajib ada, terkait dengan penyediaan listrik, penyediaan air bersih, dan telekomunikasi.
Menteri Pariwisata meminta untuk disediakannya infrastruktur pendukung pariwisata di antaranya penambahan 8 selfie spot baru pada 2019. Selain itu juga saat event mingguan dari Agustus hingga Desember 2019, disediakan sumber daya air, pembangunan TPA sampah regional Mamitamarang (Manado, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kota Bitung), pembangunan perumahan swadaya masyarakat, serta peningkatan kualitas aksesibilitas darat.
Progress pengembangan KEK Likupang yang cepat sejak kick-off pengusulannya pada 27 Maret 2019 di Manado mendapatkan apresiasi dari Menteri Pariwisata. “Progress pembangunan KEK Likupang jauh lebih tinggi dibandingkan pembangunan destinasi prioritas lainnya,” ujar Menpar.
Pembentukan KEK bukan hanya membantu memberdayakan masyarakat sekitar tapi juga mengatasi birokrasi yang berbelit-belit (deregulasi).
“Sebelum membangun KEK Likupang, ingat untuk membangun masyarakatnya terlebih dulu. Berdayakan masyarakat sekitar. Lalu, bila ingin pembangunan cepat lakukan deregulasi melalui KEK. KEK dengan sistem satu pintu memotong regulasi yang berbelit-belit sehingga dapat mempercepat proses,” jelas Menpar.
Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke Panambunan menghargai penetapan KEK Likupang sebagai destinasi super prioritas karena tidak hanya memperkuat sektor pariwisata tapi juga memperluas lapangan kerja.
Namun untuk pengembangan KEK tersebut, Vonnie mengharapkan sejumlah bantuan dari Kementerian Pariwisata. “Dalam pengembangan KEK Likupang, kami memohon bantuan Kemenpar untuk mewujudkan pembangunan angkutan wisata laut, sertifikasi SDM, Bimbingan Teknis, dan dukungan Festival likupang 2020. Mudah-mudahan destinasi ini mengangkat KEK Likupang menjadi destinasi yang berkelanjutan” ujarnya.
Sebelum menghadiri Rapat Koordinasi Penetapan KEK Likupang, Menteri Pariwisata juga meninjau sejumlah lokasi yang terkait dengan kesiapan pengembangan KEK tersebut.
Adapun lokasi yang dikunjungi antara lain lokasi rencana pembangunan titik 0 KM bypass Sam Ratulangi – Talawaan Segmen I. Bypass ini merupakan tahap awal dari rencana pembangunan Bypass Sam Ratulangi – Tj Pulisan sepanjang 31,5 km.
Selain itu, Menteri Pariwisata juga mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Likupang.
PLTS Likupang adalah penyuplai listrik tenaga surya terbesar di Indonesia hasil kerja sama antara PT Perusahaaan Listrik Negara (PLN) dan Vena Energy. PLTS yang menghasilkan daya listrik sebesar 15 Mega Watt ini menjadi penyuplai listrik untuk Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, serta Gorontalo.