CekJakarta – Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan dukacita atas korban meninggal dunia akibat gempa bumi dengan kekuatan magnitude 6,5 Skala Richter (SR) yang mengguncang kawasan Maluku, Kamis (26/9/2019), pukul 21.53 WIT.
Mengutip data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Presiden menyebutkan sejauh ini korban meninggal dunia sebanyak 23 orang, lebih dari seratus yang luka-luka, dan ribuan warga mengungsi. Selain itu, ratusan rumah dan sejumlah infrastruktur publik juga mengalami kerusakan, termasuk beberapa bangunan kampus Universitas Pattimura dan IAIN Ambon.
“Saya atas nama pribadi dan pemerintah mengucapkan turut berdukacita atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Maluku dan sekitarnya,” kata Presiden seperti dikutip dari akun media sosial milikinya, di Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Pemerintah melalui BNPB, Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Sosial, dan juga pemerintah daerah, lanjut Presiden, sudah berada di lapangan untuk penanganan darurat. Bantuan berupa makanan, pakaian, dan obat-obatan juga sudah mulai dikirimkan.
“Mohon doa dari seluruh Tanah Air untuk keselamatan saudara-saudara kita di lokasi bencana,” pungkas Kepala Negara.
Rumah Sakit Tidak Dapat Difungsikan
Guna memastikan penanganan terhadap korban bencana gampa, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo telah melihat kondisi pengungsian mandiri yang berada di Kampus Darussalam, Kabupaten Maluku Tengah. Di titik ini, TNI mendirikan rumah sakit lapangan untuk merawat mereka yang terluka akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
Setelah itu, Kepala BNPB meninjau RSUD dr. H. Ishak Umarella. Rumah sakit ini tidak dapat difungsikan karena adanya keretakan pada dinding bangunan, dan untuk mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk, pasien telah ditempatkan di tenda-tenda di sekitar rumah sakit.
Kepala BNPB juga telah meninjau Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah, yang menjadi salah satu desa terdampak paling parah saat gempa. Ia bertemu jemaat Waai dari Gereja Protestan Klasis Ambon Timur dan warga yang berada di pos pengungsian.
Doni berpesan kepada pemerintah daerah setempat, BMKG, TNI, dan Polri, supaya intensif menyosialisasikan kepada masyarakat untuk kembali ke rumah mereka.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk selalu mendapatkan informasi dari pihak berwenang dan tidak mudah terpengaruh pada informasi palsu yang tiak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (stkb)