CekJakarta – Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, sudah resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Periode 2019-2024. Pemerintahan Jokowi-Amin ke depan, harus fokus kepada pembangunan ekonomi dan pendidikan (SDM). Kedua hal ini yg sangat mendesak, dan masih banyak masalah di periode 5 tahun pertama Jokowi. Pertumbuhan ekonomi baru tumbuh 5%, dari target 8%. Tingkat pengangguran dan kemiskinan masih sangat perlu ditekan.
Meski tingkat pengangguran (di angka 5,01%) merupakan angka pengangguran terendah dalam sejarah Indonesia, namun masih berada di urutan kedua terbanyak di antara negara-negara ASEAN. Jika tidak ada Filipina yang memiliki tingkat pengangguran sebesar 5,1% (per Juni 2019), maka Indonesia menjadi yang terbanyak.
Tentu saja, pembangunan ekonomi sangat terkait dgn pembangunan sdm, melalui pendidikan. Daya saing sdm kita, berdasarkan Global Index Talenta Competitiveness Index (GTCI) peringkat ke 5 di Asean dgn Skor 38.61. Education Index kita (berdasarkan Human Development Reports 2017), kita berada pada peringkat ke 7 di Asean, dgn skor 0.66. Masih sangat memprihatinkan.
Guru sebagai tulang punggung keberhasilan pendidikan, kondisinya masih jauh dari layak, baik status martabat, kesejahteraan, dan kompetensi mereka. Rerata nasional gaji guru masih jauh di banding Thailand, Philipina dan Malaysia yang mencapai Rp.10 jt – Rp. 22 jt.
Dalam hal kompetensi, kemampuan guru-guru kita baru mencapai skor 66 dari skala 100.
Dua aspek ini, sebaiknya mendapat prioritas utk ditingkatkan akselerasi pembangunannya.
Pembangunan ekonomi dan Pendidikan akan menemukan momentum yg optimal, suasana yg kondusif apabila situasi sosial dan rasa kebangsaan kita kompak. Jangan ada lagi perlakuan yang tidak adil, diskriminatif. Jangan ada lagi ucapan-ucapan dan sikap yang melukai umat beragama, khususnya umat Islam.
Sangat bijak dan elegan, apabila pak Kiyai Ma’ruf Amin merangkul berbagai kalangan dan pihak; ormas, tokoh ataupun komunitas yg selama ini dianggap ‘berseberangan’ atau bersuara keras kpd pemerintah. Rangkul dan ajak dialog, posisikan mereka sebagai bagian dari anak bangsa, jauhi segala prasangka. Saya haqqul yaqin, para ulama dan ormas atau komunitas Islam akan menyambut dengan semangat, selama diajak utl bersama membangun bangsa, dan selama pemerintah tidak abai terhadap berbagai fenomena yg bertentangan dgn nilai dan ajaran agama, khususnya Islam. Seperti perzinahan, minuman keras, LGBT, aliran-aliran yg telah difatwakan sesat oleh MUI, dsb.
Saya sangat berharap, pak Kiyai Ma’ruf Amin, sebagai wakil Presiden menjadi faktor penggerak potensi pembangunan, dengan memanfaatkan potensi umat Islam. Baik pembangunan ekonomi maupun pembangunan pendidikan, dan beliau memiliki pengalaman, kompetensi dan pengaruh yg luar biasa di kalangan umat Islam.