Cekberita.net, JAKARTA – Anggota Komisi X DPR RI, Fahmy Alaydroes mengusulkan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak hanya menekankan pengembangan pariwisata hanya berorientasi pada keamanan dan keselamatan saja. Fahmy meminta agar pengembangan pariwisata ke depan juga harus berorientasi pada keramahan.
Usulan tersebut disampaikan Fahmy kepada Menteri dan jajaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat Rapat Dengar Pendapat di Gedung DPR RI, Rabu (29/01/2020). Fahmy juga meminta agar pengembangan pariwisata tidak hanya menargetkan capaian devisa tetapi juga pengembangan pribadi.
“Saya mengusulkan fokus pengembangan wisata yang orientasinya meningkatkan kemanan dan keselamatan tambah satu lagi yaitu keramahan,” ujarnya.
Menurut Politisi PKS tersebut, keramahan dalam pengembangan pariwisata punya dimensi yang luas, antara lain keramahan akses, keramahan sambutan dan fasilitas, keramahan keluarga dan anak, keramahan disabilitas dan keramahan agama. “Maksudnya antara lain dari sisi makanan dan juga tempat-tempat ibadah bagi semua agama,” imbuhnya.
Dengan keramahan tersebut, lanjutnya, tentu akan memberikan dampak yang luar biasa bagi daya tarik wisata.
Selain itu, Fahmy meminta pengembangan pariwisata tidak melulu mencari devisa walaupun itu yang utama yang kita fahami. Akan tetapi, kata Fahmy, merujuk UU Nomor 10 tahun 2009, salah satu tujuan utama pariwisata adalah pengembangan pribadi. “Oleh karena itu saya mengusulkan dan berharap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif memberikan perhatian yang cukup kepada wisata-wisata yang bermuatan edukasi. Misalkan saja museum. Museum ini sudah menjadi keren di berbagai dunia, kita punya kalau tidak salah 439 museum di Indonesia. Salah satu museum di daerah Bogor yaitu museum zoologi yang merupakan museum terbesar di Asean dan katanya museum terbesar nomor 10 di dunia,” kata dia.
Menurut Fahmy, ada 81 pusat keunggulan IPTEK pusat peraga sains. menurut dia pengembangan sentra sains seperti museum dan peraga IPTEK ini sangat luar biasa manfaatnya bagi peningkatan mutu pendidikan kita. “Karena Komisi X sentrumnya adalah pendidikan, maka wajar sekali kalau saya berharap agar pengembangan pariwisata bernilai edukasi,” kata dia.
Selain pengembangan sentra peraga IPTEK dan Museum, Fahmy juga mengusulkan film-film yang syarat dengan edukasi terutama untuk anak-anak seperti Laskar pelangi, si Doel anak Betawi perlu disuport, difasilitasi, dan diberi insentif agar para pelaku film itu terus giat meningkatkan produktifitasnya. “Saya fikir ini kreatifitas yang memberikan pendidikan yang luar biasa bagi anak-anak kita, apalagi bagi generasi z dan generasi ke depan,” cetusnya.
Fahmy mengingatkan agar pengembangan pariwisata apapun bentuknya tetap menjaga keadaban ketimuran kita. Jangan sampai kearifan lokal, budaya-budaya kita tergerus oleh pengembangan wisata akibat bercampurnya kita dengan interaksi dunia modern dan budaya dari luar. “Misalnya saja ketika ada pentas-pentas musik dunia datang ke Indonesia perlu ada aturan-aturan main agar jangan sampai anak-anak muda kita menjadi tercemar,” katanya.
Anggota DPR RI Dapil Kabupaten Bogor tersebut juga meminta agar Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung Geopark Pongkor menjadi wisata edukasi. Menurut dia, pengembangan pariwisata Geopark memiliki efek positif dalam mengedukasi masyarakat. “Ini perlu mendapat dukungan yang besar dari kementrian,” tandasnya (*)