Oleh : Arfan Effendi
Koordinator GusDurian Tangerang
Pemimpin bangsa itu linuwih, sakti. Mereka memiliki kemampuan weruh sak durunge winarah, kemampuan mengetahui sebelum mendengar. Saking saktinya, kita tidak bisa memahami ilmu keanehan mereka dalam setiap kebijakan. Ya, niatnya memang bagus, untuk mereka.
Ditengah kebingungan pemerintah mengantisipasi wabah covid19 soal karantina wilayah pun menjengkelkan. Ada yang setuju lock down, karantina kesehatan, hingga pada akhirnya darurat sipil. Belum lagi soal mudik lebaran. Puasa saja belum. Tapi biarlah, bagaimana pun. Kita sebagai masyarakat sipil mesti mengikuti anjuran empunya jabatan.
Akhirnya pemerintah mengucurkan anggaran Rp405,1 triliun untuk menangani pandemi covid19, termasuk menekan dampak sosial dan ekonomi. Dana itu akan digelontorkan dalam bentuk penanggulangan masalah kesehatan yang ditimbulkan covid-19, insentif bagi dunia usaha, dan bantuan sosial.
Dari sederet program yang disiapkan, terlihat jelas fokus pemerintah kepada masyarakat kelas menengah ke bawah, antara lain sopir ojek online (ojol), sopir taksi, pengusaha mikro dan kecil (UMK), pedagang kaki lima, hingga pekerja sektor informal lainnya.
Please Do your Magic!
Virtual Conspicuous Donation Behavior (CDB) terjadi di tengah wabah covid. Gerakan donasi yang digalakkan via media sosial, terutama di kalangan muda. Mulai Youtuber, Selebgram, Mantan menteri sampai Mantan pacar, eh.
Gerakan menghimpun empati ditengah masa sulit ini. Membantu rekan medis yang kini kekurangan alat pelindung diri, sampai memberi bahan pangan kepada ojek online, sopir angkot, pedagang kecil dan masyarakat ekonomi kelas menengah kebawah.
Terlepas anggapan covid adalah musibah. Berhenti menyalahkan, mulailah saling menjaga sesama. Keyakinan kita untuk saling menjaga juga tetap harus menyala. Salah satu warisan Nusantara dalam bergotong-royong dalam hal kebaikan. Dan itu yang tidak dimiliki oleh belahan negara manapun. Tabik.