BOGOR – Guna mendongkrak ketahanan pangan dan penyelesaian problem lingkungan di bidang sampah pemerintah perlu mendorong stimulus ekonomi masyarakat. Dengan lahirnya berbagai kebijakan diharapkan mampu efektif menjadi stimulan dalam mendongkrak sektor ekonomi.
Hal ini menjadi pembahasan dalam kesempatan diskusi bertajuk “Mengolah Sampah Menjadi Berkah dalam Mewujudkan Green Entrepreneur” di Kota Bogor, kemarin. Pembina Himpunan Petani Peternak Millenial Indonesia (HPPMI), Ageng, mengatakan, pemerintah perlu melakukan political will di bidang alokasi anggaran dalam mendorong pola pengembangan integrated rycycle dalam menopang ketahanan pangan skala lingkungan yang mampu mendorong peningkatan ekonomi lingkungan dan melahirkan entrepreneur lingkungan.
Menurut dia, fasilitasi dan kolaborasi infrastruktur pemilahan sampah dan daur ulang yang ditopang dengan budidaya sayur mayur dan ternak skala lingkungan menjadi prasyarat terbentuknya integrated rycycle yang berbasis ketahanan pangan keluarga.
Ia juga berharap pemerintah melakukan pendekatan sosial green entrepreneur dimana setiap rumah didorong mampu mengelola pemilahan dan integrated rycycle dengan pendekatan ketahanan pangan skala mikro di tingkat RT/RW. Nantinya bisa mengkombinasikan kegiatan lingkungan dengan dengan produksi cocok tanam skala rumah tangga.
“Pendekatan ini bisa menjadi model bagi kota-kota besar dan urban di tengah transisi pandemi virus Covid 19 yang melanda dunia saat ini,” katanya.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, sudah saatnya sinergi kolaborasi pengelolaan sampah dan masalah lingkungan didorong menjadi pendekatan ketahanan pangan skala lingkungan yang mampu mendongkrak aspek ekonomi mikro di tengah situasi transisi pandemi ini. Karena ke depan banyak sektor yang terimbas dari situasi pandemi Covid-19 ini.
“Salah satu sektor yang menjadi harapan adalah sektor pertanian atau pangan, maka masyarakat melalui kondisi pandemi harus kembali menggali peluang ekonomi berbasis lingkungan dan alam,” katanya.
Untuk membangun masyarakat yang kondusif, lanjut Dedie, penting untuk mengembangkan kemitraan yang diberi mandat oleh Pemerintah Kota untuk melaksanakan zero waste management yang berperan mengelola sampah secara efektif sekaligus menciptakan circular economy sehingga meringankan beban Pemerintah Kota dalam mengelola sampah
Saat ini, pengelolaan sampah perkotaan masih belum efektif karena masih berorientasi pada tumpuh angkut tumpuk dengan open dumping maka political will dari pemerintah kota, partisipasi masyarakat dan dunia usaha harus kondusif untuk pengelolaan sampah yang efektif dan berbasis zero waste management,” katanya.
Sementara itu, Pengamat Lingkungan, Ahmad Safrudin, mengatakan, zero waste management bisa menjadi peluang bagi green entrepreneurship menyambut new normal di Kota Bogor. Tidak hanya sampah anorganik yang dapat didaur ulang, limbah organik dari masyarakat, pasar tradisional, supermarket, restoran restoran pun berkah yang dapat diolah menjadi material yang bernilai tinggi .
“Memang diperlukan political will dan kepastian dalam penyusunan kerangka acuan kerja dan penganggaran yang mengakomodasikan zero waste management,” kata Ahmad Safrudin .