BOGOR – Royal Safari Garden Convention & Resort, mulai bangkit dari keterpurukan akibat Pandemi Covid-19. Hotel bernuansa alam liar ini, mulai kebanjiran pengunjung, namun tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Sterilisasi dilakukan mulai dari kendaraan memasuki areal hotel seluas 14 hektare. Kendaraan disemprot cairan disinfektan dan penumpang diperiksa suhu tubuhnya. Jika suhu tubuh pengunjung di atas 37 derajat, maka tidak diizinkan masuk.
Turun dari mobil, pengunjung pun harus melewati karpet disinfektan, di mana kaki setiap pengunjung yang memasuki lobi hotel sudah steril dari bakteri maupun virus, sehingga pengunjung dan pegawai hotel merasa aman.
“Di resepsionis juga setiap pengunjung harus membuat pernyataan bahwa mereka sehat dan baik-baik saja. Di resepsionis juga kami berikan tanda jarak 1,5 meter kepada para pengunjung juga penempatan kursi yang berjarak,” ujar Marketing Communication Royal Safari Garden, Dian Sagita Andriyani.
Dia juga menjelaskan, setiap kamar yang hendak diisi oleh pengunjung, akan melewati sterilisasi terlebih dahulu. Selain itu, manajemen hotel juga hanya membuka separuh dari jumlah kamar yang tersedia di Royal Safari Garden.
“Jadi setelah tamu check out, langsung kita sterilisasi. Kalau ada yang mau check in lagi, harus menunggu beberapa jam kamar yang disterilisasi sebelum diisi kembali,” jelas Dian.
Royal Safari Garden sendiri memiliki jumlah kamar lebih dari 300 unit, tersebar di atas lahan seluas 14 hektare. Jika berkunjung ke areal Royal Safari Garden, pengunjung disuguhi dengan sejumlah wahana dan arena rekreasi keluarga. Seperti kebun binatang mini (mini zoo), arena bermain anak mini golf, bombom car dan wahana lainnya.
“Royal Safari ini berbeda dengan hotel lainnya. Karena kami masih satu manajemen dengan Taman Safari Indonesia, jadi ada mini zoo, animal feeding dan pengunjung bisa berinteraksi dengan binatang yang ada. Ada keepernya juga jadi aman,” kata Dian.
Event Tahun Baru
Malam pergantian tahun, manajemen Royal Safari Garden memilih tetap menggelar acara mewah. Namun, mereka mengakalinya dengan melakukannya di luar ruangan dan meniadakan tempat duduk.
Selain itu, Dian menjelaskan jika tempat makanan pun tidak disediakan dalam berbentuk buffet seperti tahun-tahun sebelumnya. Melainkan dengan menyiapkan stan khusus yang tersebar di areal terbuka.
“Kan tidak boleh ada kerumunan. Pembatasan tetap ada. Kembang api pun kita lakukan dengan digital menggunakan layar lebar. Karena kami ingin tetap mematuhi aturan pemerintah,” jelas Dian. (*)