Bogor, Cekberita.net – Anggota komisi IV DPRD Jawa Barat, Supono menyempatkan diri datang langsung ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Senin (08/03/2021).
Dalam kunjungannya tersebut, Supono menyatakan salut kepada Desa Kembang Kuning yang telah melakukan inovasi terkait pengelolaan sampah di wilayahnya.
“Di Desa Kembang Kuning ini termasuk swadaya masyarakat, tempat pembuangan akhir, kemudian bank sampah, wah kita acungkan jempol itu karena paling tidak itu akan mengurangi volume untuk buangannya sudah beroperasi,” ujar Supono.
Lanjut, menurutnya paling tidak keberadaan TPS tersebut, selama TPPAS Nambo belum beroperasi bisa menjadi alternatif penanggulangan sampah.
“Yang berbahayakan justru masyarakat premisif terhadap sampah itu sehingga membuang sampah sembarangan, ke sungai, ke saluran irigasi sehingga dampaknya sangat merusak lingkungan yang bisa menimbulkan bencana,” tutur Supono.
Ketua BUMDES Kembang Kuning, Teguh Prasetyo menyatakan bahwa dalam pengelolaan sampah dirinya berharap TPS Kembang Kuning minimal berasal dari tingkat desa terlebih dahulu karena didesanya volume sampah cukup tinggi.
“Satu hari bisa mencapai 7 hingga 9 ton sampah termasuk dengan industri, jadi kita harapkan masing-masing desa memiliki tempat pengelolaan sampah terpadu sendiri sehingga tidak mengandalkan tempat pembuangan sampah yang ada di kabupaten,” tukas Teguh.
Dari total luas lahan mencapai 2 hektar, sebanyak 2000 meter baru bisa dikelola oleh BUMDES Kembang Kuning. Adapun hambatan yang dihadapi Teguh dan rekan-rekannya lebih kepada anggaran pembiayaan sehingga dirinya menunggu program TP3SR baik dari Pemprov Jabar ataupun Pemerintah Pusat.
Bumdes Kembang Kuning juga bekerjasama dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) dalam mengelola TPS tersebut. Suyatno selaku Koordinator Stakeholder Engagement PT SBI memaparkan bahwa kepedulian PT SBI terhadap lingkungan terutama pengelolaan sampah menjadikan PT SBI membuka kerjasama pengelolaan sampah dengan Desa Kembang Kuning.
“Ini adalah pilot project untuk desa dan kita menginginkan suatu saat bisa lebih dari Desa Kembang Kuning saja. Bentuk kerjasamanya adalah kita menyediakan tempat seluas 2000 meter non tambang, minimal untuk Desa Kembang Kuning dulu,” kata Suyatno.
Dirinya pun memastikan di wilayah Desa Kembang Kuning tidak ada pembakaran sampah. Yang ada pemisahan sampah organik dan non-organik.
“Sampah itulah yang kita jadikan bahan bakar alternatif untuk produksi semen, langsung dikeringkan kemudian dicampur batubara, masih ada kalori sedikit kita terapkan untuk pemusnahannya,” tutup Suyatno.