Yudi Cahya Prawira, Dari Relawan Menjadi Pencipta Teknologi Pemilu

Yudi CP kiri, Bersama Prof Effendi Gojali Kanan dalam sebuah acara

Perjalanan karirnya dibidang teknologi pemilu dimulai saat membantu Jopie Lasut (alm), sebagai Caleg DPR-RI dari Partai Gerindra pada tahun 2009 silam yang kemudian membantu gerakan pemenangan Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden di pemilu yang sama.

Pada 2009, Yudi CP (sebutan akrabnya) melakukan blasting sms pada ratusan ribu nomor hp saat itu untuk mengajak masyarakat mendukung Prabowo, namun sayang Prabowo hanya menjadi Cawapres pada Pemilu 2009 mendampingi Megawati Soekarno Putri.

Pada tahun 2011, Yudi CP mendirikan perusahaan sebagai developer Website dan Android, sebuah usaha yang masih jarang dilakukan orang pada saat itu. Perusahaan developer IT itu bertahan hingga kini dengan melahirkan berbagai aplikasi Kreatif yang akan dirilis bertahap, mulai dari Androfood, Facemode, Sengketa Tanah, Rumah Merdeka, Tanah Merdeka, Tanah Rumah, Halokum, ACAKEY hingga Rekapitung. Sebuah bukti kecintaannya pada teknologi dengan membuat berbagai produk, termasuk utamanya teknologi pemilu.

Yudi CP, pria kelahiran Cirebon 21 Mei 1981 itu melanjutkan kiprahnya dalam dunia IT politik dengan membantu dr. Yandra Doni menjadi Caleg DPR-RI dari Partai Hanura pada Pemilu 2014. Bukan itu saja, Yudi CP kembali melakukan blasting SMS untuk mendukung Bacapres-cawapres Win-HT atau Wiranto Hary Tanoe. Saat itu SMS blast masih efektif untuk dilakukan.

WIN-HT yang kandas menjadi kandidat, membuat Yudi CP kembali mendukung pasangan Prabowo – Hatta pada pemilu 2014 dengan membangun sistem jaringan sosmed bernama ARMENT (Automatic Reload Endorsment Network) yang memobilisasi ribuan akun FB. Semua akun-akun itu terintegrasi dengan jaringan website yang memposting otomatis setiap pemberitaan Prabowo Hatta.

Pada tahun 2018, Yudi CP bersama teman-teman relawan lainnya membentuk jaringan untuk mendukung Jendral (purn) Gatot Nurmantyo sebagai presiden, namun kandas tak mendapat tiket.

Sementara itu pada 2019, Yudi CP juga membantu Ria Dahlia, Caleg DPR-RI dari Partai Berkarya. Pada gelaran Pemilu yang sama, Yudi CP menghadirkan kejutan lain dengan meluncurkan Kartu Tanda Pendukung Prabowo-Sandi (KTP-PS) yang viral dan kontroversi sebagai dukungan yang ketiga pada Prabowo Subianto.

Seakan dirinya ditakdirkan untuk terlibat terus menerus dalam Pemilu. Pada Pilkada Tangsel Tahun 2020, Yudi CP kembali menjadi IT untuk melakukan perhitungan Muhammad-Saraswati yang diselenggarakan oleh Relawan. Disaat yang sama juga menjadi konsultan data Yessy-Aldy Fairuz di Pilkada Karawang.

Terkini pada Pemilu 2024 nanti, Yudi Cahya Prawira lebih fokus untuk menghadirkan teknologi pemilu. Pengalamannya selama 15 tahun ikut pemilu “kesana-kemari” membuat Yudi CP memahami bagian mana yang kurang dari pemilu kita.

Menurutnya, Indonesia tidak maksimal memanfaatkan peranan teknologi pada pemilu sehingga banyak hal terjadi dengan tidak efesien dan sia-sia, seperti pelanggaran pemilu yang tidak terdokumentasi dengan baik, gugatan pemilu yang kekurangan barang bukti sampai pada distribusi data kecurangan pemilu yang berantakan membuat hasil perhitungan dan rekapitulasi menjadi rentan untuk dimanipulasi.

Kini, Yudi CP mengembangkan berbagai teknologi pemilu yang lebih maju untuk membantu kandidat peserta pemilu mulai dari Caleg, DPD, Pilkada Gubernur, Bupati dan Walikota hingga Capres-Cawapres dengan sistem pemilu yang canggih, terbuka dan efektif. Sistem Pemilu bernama REKAPITUNG tersebut telah didaftarkan hak ciptanya dan telah dipatenkan. “Semua ini untuk kemajuan demokrasi dan terus berkarya untuk Indonesia”, ujarnya menutup pembicaraan.