Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bawah pimpinan Nadiem Makarim bikin heboh lagi. Baru saja melalaikan kurikulum Pancasila dan Bahasa Indonesia dalam PP No 57 Tahun 2021, kini Kemendikbud menghilangkan nama pendiri ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkannya.
Padahal KH Hasyim Asyari punya peran besar dan sangat penting dalam sejarah kebangkitan nasional hingga mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Beliaulah yang menggelorakan semangat perlawanan umat Islam (Resolusi Jihad fi sabiliLlah) melawan Pasukan Belanda dan Inggris yang mau kembali menjajah Indonesia.
Ini bukan kesalahan biasa yang bisa diremehkan. Pertama, nama beliau (KH Hasyim Asy’ari) terlalu besar ketokohannya dan jasanya untuk dilupakan. Kedua, lembaga sepenting Kemendikbud terlalu naif, ceroboh dan terlalu untuk membuat kesalahan ini. Ketiga, yang menimbulkan pertanyaan publik, mengapa kesalahan-kesalahan yang dilakulan tim Kemendikbud di bawah pimpinan Nadiem kerap dilakukan terhadap issue yang sangat mendasar dan sensitif (?)
Di tengah suasana kebangsaan dan kesatuan yang masih ‘meradang’ ini, beberapa kali kesalahan yang dilakukan Kemendikbud terhadap issue yang prinsip dan sensitif, sungguh sangat disayangkan. Semoga menjadi peringatan dan pembelajaran !
Fahmy Alaydroes
Anggita Komisi X DPR RI-Fraksi PKS